Para bos dan manajer bisa menjadi sangat arogan saat di kantor. Hal ini karena mereka berada di posisi yang lebih tinggi dan memiliki beberapa bawahan yang bisa diatur. Namun untuk menjadi atasan yang baik, Anda tidak boleh mengatakan beberapa hal ini pada pegawai.
Kamu tak punya masa depan di perusahaan ini
Mengatakan kepada seorang bawahan bahwa dia tidak punya masa depan di perusahaan bisa sangat merendahkan. Seorang pegawai bisa merasa tidak ingin bekerja lagi, jika dia menyadari tidak ada masa depannya di perusahaan. Setiap orang pasti bekerja untuk mencapai tujuan dan apabila tujuan itu sudah tidak jelas, maka buat apa mereka bertahan di perusahaan tersebut.
Tidak ada yang bisa kamu ubah di sini
Setiap pegawai ingin merasa dirinya memiliki kontribusi dan memberi dampak positif bagi perusahaan. Sebagai bos, seharusnya Anda memperbolehkan setiap pegawai untuk menyampaikan ide-ide mereka dengan nyaman. Jika dari awal saja mereka sudah dibatasi, bukan hanya pegawai yang tidak akan berkembang, tapi perusahaan pun bisa saja mandek.
Kamu di sini karena belum saya pecat
Sebagai seorang bos, Anda tidak boleh mengatakan hal seperti ini. Tidak hanya terkesan meremehkan, kalimat ini juga bisa membuat percaya diri pegawai Anda menjadi rendah. Pada akhirnya, mereka pun juga kehilangan rasa hormat pada Anda sebagai seorang atasan.
Dia lebih baik dari kamu
Hindari melakukan kesalahan dengan membandingkan seorang bawahan dengan bawahan yang lainnya. Perbandingan semacam itu bisa sangat menghina, sekaligus membuat bawahan merasa Anda meng-anakemaskan bawahan yang lain,
Jangan pernah mengeluh pada saya
Sebenarnya, pegawai berhak menyampaikan keluhan jika mereka merasa dirinya diperlakukan tidak adil. Sebagai atasan, Anda harusnya bisa bertindak sebagai pemecah masalah dan berikan solusi.
Untuk tampil disegani, para pemimpin biasanya tidak mudah menebar senyuman. Penelitian pun mengungkapkan, para bos memang irit senyum terutama pada orang-orang yang selevel dengan mereka.
Dari hasil studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of California, San Diego, tercatat bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan, tidak ingin meniru ekspresi wajah dari rival lainnya. Mereka yang memiliki status sebagai atasan di kantor, kemungkinan besar tidak mau membalas senyuman orang yang setingkat dengan mereka. Sedangkan bagi orang-orang yang tidak memiliki jabatan, akan selalu membalas senyuman orang lain.
“Status dan kekuasaan secara tidak sadar mempengaruhi bagaimana cara kita menggunakannya sebagai sebuah strategi,” ungkap salah satu peneliti, Evan Carr, mahasiswa pascasarjana di University of California, San Diego, seperti dikutip dari situs Health.
Dalam studi tersebut, peneliti meminta 55 orang untuk menulis secara singkat tentang suatu peristiwa yang mendorong mereka merasa berkuasa atau tidak berdaya. Setelah itu, para peserta diminta untuk menonton video yang menunjukkan ekspresi wajah orang-orang yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah. Saat menonton video tersebut, para peneliti mengukur otot-otot wajah dari para peserta yang menunjukkan ekspresi wajah bahagia, maupun marah atau cemberut sekalipun.
Penelitian ini menunjukkan bahwa semua peserta cenderung meniru mimik wajah orang yang memiliki kekuasaan dengan mengerutkan kening, ketimbang dengan orang-orang yang statusnya lebih rendah. Para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang berkuasa kemungkinan lebih membalas senyuman pada orang yang lebih rendah statusnya, daripada dengan orang yang statusnya sama sepertinya. Sementara orang yang tidak memiliki jabatan, mereka akan selalu tersenyum kepada siapa pun yang mereka temui.
Memiliki atasan yang temperamental tak hanya menyebalkan, tapi juga menyiksa. Bila ada kesalahan kecil saja bosnya akan berteriak-teriak meluapkan kemarahan, bahkan tak jarang ia mencaci-maki seluruh anak buahnya. Hal kecil seujung kuku bisa menjadi besar sebesar kepalan tangan.
Ada berbagai tipe dan model bos yang kurang bersahabat. Contohnya, ada yang rewel mengenai format font pada setiap E-mail yang anda kirim. Ada yang memperlakukan anda sebagai asisten pribadinya, ada juga yang senang mengambil keuntungan dari apa yang telah anda perjuangkan dan masih banyak lainnya. Apapun tipe bos anda, tetap saja mereka tidak bisa anda hiraukan dan mau tidak mau anda memang harus melaporkan semua kegiatan anda kepadanya.
Padahal, produktivitas karyawan sangat terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan. Bukan hanya kesehatan fisik, tapi juga menyangkut psikis. Siapa yang bisa bekerja maksimal bila setiap hari harus menghadapi omelan bos?
Lantas, bagaimana bila kita terpaksa bertahan bekerja dengan bos yang galak? “Memang sulit menghadapi situasi ini, itu sebabnya kebanyakan pekerja memilih untuk tidak ambil pusing atau membiasakan diri,” kata Manny Avramidis, Senior Vice President American Management Association.
Berikut beberapa tips yang mungkin berguna untuk Anda:
Terus Meng-update
Cara terbaik untuk menghadapi bos yang sangat teliti dan kerap mencari kesalahan adalah dengan memberikan update terkini dari pekerjaan Anda secara berkala. Kirimkan email atau laporan daftar proyek yang sedang Anda lakukan beserta data-data yang mendukung. Demikian juga bila Anda telah menyelesaikan tugas-tugas Anda.
Konfrontasi
Membalas teriakan dengan teriakan memang bukan cara yang tepat. Namun, pikirkan lagi apakah kondisi yang Anda hadapi memengaruhi kinerja dan produktivitas Anda dalam pekerjaan. Bila bos marah dan berteriak, jangan hanya berdiam diri, katakan dengan tenang bahwa Anda membutuhkan diskusi dengan kepala dingin untuk menyelesaikan pekerjaan. Bila cara ini tak berhasil, mintalah bantuan bagian HRD untuk menyelesaikan masalah ini.
Berinsitiatif
Memiliki bos yang kerap marah terkadang ada untungnya juga. Untuk menghindari kemarahannya tentu Anda akan berusaha maksimal memberikan hasil yang terbaik, sehingga Anda tergerak untuk melakukan berbagai insitiatif demi menghasilkan prestasi yang memuaskan. Bila Anda terbiasa bersikap proaktif, kelak ini akan menjadi nilai plus Anda di masa depan.
Biarkan saja
Anda tak perlu menuruti setiap kemarahan dan omelan bos bila Anda yakin telah melakukan hal yang benar dan telah berkonsultasi dengan orang lain. Jadi, biarkan saja bos marah-marah, tak perlu diambil hati karena sifat buruknya itu menandakan bos Anda bukanlah orang yang dewasa. Biarkan saja ia dengan kemarahannya, sementara Anda tetap produktif dan menunjukkan kinerja terbaik.
Selalu terlihat tenang
Seburuk apapun situasi dan kondisi ketika anda berhubungan dengan bos Anda, upayakan agar Anda selau terlihat tenang dan bersikap seperti Anda memiliki penyelesaian atas masalah yang dihadapi. Jangan pernah sekali-kali terpancing dan ikut marah, karena hal ini akan memperburuk keadaan, mempengaruhi reputasi Anda. Perlu Anda perhatikan, tidak semua orang menyadari apa yang dilakukannya. Jadi pendekatan secara terarah, terencana dan tidak menyerang langsung adalah jalan terbaik untuk menghadapi bos Anda.
Bersikap professional
Pastikan pembicaraan Anda terlihat profesional seperti dalam meeting dengan klien. Anggap saja bos Anda adalah orang yang tidak Anda kenal sama sekali. Perhatikan nada bicara, usahakan selalu netral dan upayakan juga apa yang Anda pikir dan bicarakan bisa Anda pertangung jawabkan. Jangan pernah komplain tentang apa yang salah, atau membicarakan masalah kesalahan menejemen, dan yang paling penting jangan pernah membicarakan hal pribadi didepan bos Anda.
Komunikasi dengan tulisan
Terkadang tulisan lebih bisa diterima oleh bos Anda dibandingkan dengan diskusi langsung. Dalam hal ini yang kami maksud tulisan adalah E-Mail. Karena E-Mail merupakan catatan resmi perusahaan. Dengan E-Mail juga memungkinan bos Anda untuk membacanya lebih teliti. Secara tidak langsung Anda juga sudah melindungi diri Anda sendiri jika terjadi kesalahan, karena sudah ada dalam catatan resmi perusahaan. Pastikan bahasa yang Anda gunakan juga bahasa yang professional dan tidak berbelit-belit dan membingungkan.
Pastikan masalah Anda hanya Anda yang tahu
Sebaiknya jangan pernah anda langsung menghadapi bos Anda di depan publik (rekan kerja), karena sudah bisa dipastikan bahwa Anda akan dihiraukan karena bos Anda menggangap Anda sudah menentang kekuasaannya. Dan juga jangan pernah Anda membicarakan hal itu kepada rekan kerja Anda, walaupun mereka terlihat setuju dengan Anda. Tidak baik untuk menciptakan suasana kerja bertambah keruh.
Jangan biarkan bos Anda mempengaruhi kinerja Anda
Jangan pernah Anda menjadi malas dalam melakukan pekerjaan Anda diakibatkan oleh hal ini. Ingatlah itu adalah profesi profesional Anda yang pertaruhkan. Cobalah berpikir sekali lagi, jika konflik Anda dengan bos sudah mencapai menejemen atas, apakah menejemen akan percaya kepada Anda atau bos Anda? yang notabene Anda tidak bekerja dengan baik karena konflik ini.
Jika semua hal di atas sudah dilakukan namun Anda masih gagal, cobalah datang ke Human Resource untuk membicarakan hal ini, tapi harus diingat ini adalah hal paling akhir yang Anda lakukan, karena jika seorang karyawan terlalu sering datang ke HR, biasanya akan dicap karyawan yang bermasalah. Tentu saja bukan juga berarti Anda harus diam saja menyimpan semua masalah Anda yang mungkin akan berakibat pada kesehatan atau rasa percaya diri Anda dan tidak lama juga akan mempengaruhi kehidupan pribadi Anda. Tidak ada salahnya Anda memperjuangkan lingkungan kerja yang baik dan nyaman asalkan Anda lakukan dengan tata krama dan sopan santun.
Jika bos atau atasan Anda termasuk orang yang egois, tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya dan terlalu membanggakan dirinya sendiri, maka atasan Anda tersebut termasuk dalam golongan orang yang arogan. Sifat arogan bisa timbul bila seseorang merasa terlalu percaya diri. Banyak bawahan atau karyawan tidak memahami apa yang dilakukan oleh bos atau atasan mereka, apakah memimpin atau mengontrol dan memerintah.
Pada dasarnya memimpin serta mengawasi sangat berbeda dengan mengontrol dan memerintah. Jika atasan menggunakan cara disiplin agar bisa mendapatkan hasil yang baik dari Anda, maka dia tak bisa disebut arogan. Tapi bila dia tidak menunjukkan apresiasi atau penghargaan terhadap pekerjaan yang telah Anda lakukan atau memaksa Anda untuk tetap bekerja selama akhir pekan serta menyerahkan pekerjaannya untuk Anda kerjakan, maka dia termasuk dalam orang yang arogan.
Kami berbagi cara bagaimana menghadapi atasan yang bersifat arogan, mari kita baca dan pelajari bersama-sama.
- Mengerti dan terimalah bahwa orang atau bos yang arogan tidak bisa bekerja sama dalam team. Kenapa ? Karena sudah dipastikan bahwa orang yang seperti itu tidak akan memberikan kontribusi apa-apa pada team. Bekerja dalam satu team seharusnya bisa membuat sebuah pekerjaan yang berat agar menjadi lebih ringan dan menggabungkan banyak kepala yang memiliki keinginan untuk bekerja sama saja agar mencapai satu keputusan sudah cukup sulit, apalagi bila ditambah dengan orang yang arogan.
- Bersiaplah untuk perubahan yang drastis atau bahkan tidak ada perubahan sama sekali. Kenapa ? Bos atau atasan yang arogan akan berusaha untuk menunjukkan bahwa betapa pentingnya keberadaan dia. Untuk memudahkan dirinya sendiri ia akan membuat perubahan terhadap cara kerja. Atasan yang seperti itu tidak akan mempedulikan aturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Tipe orang yang seperti itu akan membuat masalah kecil jadi nampak besar dan melimpahkan kesalahannya pada orang lain. Jadi, pastikan Anda selalu bertemu dengan deadline dan bersikap profesional bila memiliki atasan atau bos yang arogan.
- Jangan takut bila untuk Anda dipindahtugaskan atau ditransfer ke divisi maupun wilayah lain. Karena bisa jadi itu akan mempermudah pekerjaan Anda. Jadi, jangan menganggap atau mempersulit perpindahan Anda meskipun Anda sudah bekerja lama pada bagian itu. Lagipula mendapatkan jenis pekerjaan baru berarti memberikan kesempatan pada Anda agar merasakan pengalaman baru.
- Bila Anda merasa bisa memberikan pelajaran kepada bos Anda agar kehidupan pekerjaan Anda jadi lebih mudah, lakukanlah! Cari tahu apa yang disukainya dan tidak disukai oleh bos Anda. Coba untuk menekan bos Anda dengan pengetahuan dan kemampuan yang Anda miliki. Jadi, tetaplah belajar dan mencari informasi yang berkaitan dengan pekerjaan Anda dan beritahukan pada bos Anda. Atasan akan bersikap jadi lebih baik jika mereka tahu bahwa Anda merupakan aset yang berharga bagi perusahaan.
- Hindari hal-hal yang bisa membuat Anda bertengkar atau beradu argumentasi dengan bos Anda. Karena tipe seperti itu tidak akan mau kalah, mereka akan mencari cara untuk bisa menang dan menunjukkan bahwa mereka orang yang benar dan penting. Mereka tidak akan peduli meskipun Anda benar karena harga dirinya jauh lebih penting. Jadi, sebisa mungkin hindari hal yang bisa membuat Anda dan bos berdebat. Cara lain yang bisa Anda coba adalah menuliskan hal yang Anda maksud dicatatan kecil dan berikan pada bos Anda. Dengan begitu maksud Anda akan lebih dipahami olehnya.
- Bos atau atasan yang arogan bisa saja berbohong agar dia nampak benar, orang yang seperti itu bisa saja mengatakan bahwa mereka telah menjelaskan pekerjaan secara mendetail meskipun sebenarnya tidak dilakukannya sama sekalu, mereka akan berusaha melimpahkan pekerjaan dan kesalahan yang dilakukannya pada Anda karena menganggap bahwa Anda tipe orang yang gampang di bully atau ditekan. Cobalah untuk menolak ketika dia melimpahkan pekerjaan yang tak seharusnya Anda lakukan. Ini akan menunjukkan padanya bahwa Anda bukan tipe orang yang gampang di bully dan disuruh untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya.
- Jika tak ada cara yang membuahkan hasil, berikan satu kesempatan terakhir untuk Anda bekerja di perusahaan tersebut, tapi bila itu masih tidak berhasil, maka berhentilah bekerja. Anda memang bekerja dan membutuhkan uang untuk membiayai hidup, namun bila pekerjaan yang Anda lakukan hanya akan membuat Anda merasa stres dan tertekan, maka berhentilah. Jika Anda yakin bahwa Anda memiliki kemampuan yang akan diperhitungkan di perusahaan lain dan membuat Anda bisa diterima bekerja di perusahaan lain, keluar sekarang juga!
- Bicarakan pada bagian SDM (Sumber Daya Manusia). Katakan dan ceritakan apa yang Anda alami dan rasakan pada bagian SDM agar mereka bisa menindaklanjuti permasalahan tersebut. Mereka pasti akan memberikan keputusan dengan mempertimbangkan kondisi keuangan, kondisi kesehatan mental dan emosional Anda serta dampak terhadap perusahaan.
-6.233333
107.000000
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.